Kesan pertama kali datang ke Pontianak ini adalah ‘panas’. Begitu keluar dari Bandara Supadio langsung berhembus angin yang panas. Ku kira hanya aku saja, tapi teman-teman yang lain juga merasakannya. Kami semua mengernyitkan mata di bawah terik matahari.
Panas teriknya Ibu Kota Kalimantan Barat ini disebabkan oleh struktur tanahnya yang berupa lapisan gambut ditambah letaknya yang dilalui oleh garis Khatulistiwa. Oleh karena itu, pemerintah Kota Pontianak banyak sekali membangun ruang terbuka hijau atau taman.
Selama bulan Ramadhan, selan teriknya matahari, ruang terbuka hijau juga sedikit membantu kita agar terhindar dari dahaga yang berlebih. Beberapa taman yang berada di pusat kota Pontianak ini cocok dijadikan tempat ‘ngabuburit’ selama bulan Ramadhan.
Taman Untan
Taman Untan, begitu warga menyebutnya. Ruang terbuka hijau yang menyebar di sekitaran Universitas Tanjungpura ini memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Tak heran kini Taman Untan menjadi destinasi wisata favorit warga. Bagi kamu yang berkunjung dari luar kota pun Taman Untan ini wajib kamu singgahi.
Seperti yang bisa di lihat pada Google Maps diatas, di lingkungan Untan terdapat banyak Taman. Semuanya berdekatan satu sama lain. Waah dalam satu kali perjalanan kita bisa singgah di beberapa taman sekaligus. Sederet Taman tersebut diantaranya :
- Taman Digulis Pontianak
- Taman Arboretum Sylva Untan
- Taman Catur Ayani
- Taman Auditorium Untan
- Taman Segitiga Untan
- Taman Rektorat Untan
Dari keenam taman tersebut menurutmu taman mana yang paling cocok untuk “Ngaboburit”?Setiap taman tersebut memiliki keunikan masing-masing. Namun tak salah memang jika kita singgah di semua taman tersebut dalam sekali perjalanan jika sempat.
Jangan khawatir kemagriban, karena ada banyak sekali jajanan yang bisa kita nikmati. Berbagai minuman untuk membatalkan puasa, juga cemilan yang cocok dijadikan takjil. Jangan khawatir, sudah tersedia bilik toilet juga mushola.
Taman Khatulistiwa
Sebagai salah satu Kota yang terlewati oleh Garis Khatulistiwa, Pontianak memiliki monumen atau Tugu Khatulistiwa yang berlokasi di kawasan Taman Khatulistiwa. Ruang terbuka hijau ini menjadi tujuan wisata para pelancong dari luar kota.
Sedangkan bagi masyarakat setempat, Taman Khatulistiwa ini sudah menjadi tongkrongan pelepas penat. Apalagi kalo datang di sore atau malam hari, banyak sekali kuliner yang bisa kita nikmati dengan suasana Taman tepi sungai Kapuas ini.
Sebagai pelancong dari luar kota, saya cukup menikmati banyak aktivitas di Taman Khatulistiwa ini. Hal paling utama tentu mengunjungi museum Khatulistiwa yang di dalamnya terdapat Tugu Khatulistiwa yang asli.
Loh loh loh ?? Ya, aku baru tahu bahwa Tugu Khatulistiwa yang menjelang tinggi di luar itu hanyalah replika. Setelah berkeliling di museum mempelajari sejarah Tugu Khatulistiwa, khusus bagi wisatawan dari luar kota, kita akan diberi sertifikat yang menyatakan bahwa kita telah melewati titik Nol Khatulistiwa.
Hal menarik lain dari Taman Khatulistiwa ini adalah setiap sudutnya terdapat spot foto yang instagramable. Terdapat banyak tempat makan yang cocok untuk dijadikan tempat buka puasa bareng temen. Seru kan buka puasa di ruang terbuka dengan pemandangan Sungai Kapuas.
Waterfront City
Sebelumnya, aku sudah bahas Taman Alun-alun Kapuas sebagai tempat yang asyik untuk “ngabuburit”. Nah dari Taman Alun-alun terdapat jembatan yang menghubungkan langsung ke Waterfront City Pontianak.
Waterfront ini sendiri merupakan proyek pemerintahan pusat yang dibangun sepanjang 826 meter dengan lebar 10 meter. Kini menjadi salah satu kebanggaan Kota Pontianak.
Sekedar jalan-jalan sore saja akan membuat waktu terasa cepat jika disuguhkan pemandangan Sungai Kapuas yang tenang dengan sejuknya angin berhembus. Sesekali kita akan melihat kapal-kapal berlalu lalang termasuk Kapuas River Cruise.