Masjid Sheikh Zayed Solo: Di Balik Keindahan dan Kemegahan

Siapa yang tidak kenal Masjid Sheikh Zayed Solo? Keindahan dan kemegahannya telah menjadikannya ikon baru kota Solo. Tak heran, banyak orang, termasuk keluarga besar ku, yang penasaran ingin melihat dan merasakan sensasi beribadah di sana.

Hari itu, kami sekeluarga besar akan berkunjung ke salah satu saudara yang baru saja pulang dari Ibadah Haji di Kota Salatiga. Meskipun Gresik-Salatiga itu jauh berkat adanya jalan tol yang tak terputus biasanya kami hanya membutuhkan waktu 3 jam untuk sampai.

Karena keluarga kami adalah keluarga besar, kami sewa bus mini untuk menghemat biaya perjalanan tol. Kalau berangkat menggunakan mobil pribadi masing-masing akan sangat terasa berat untuk keperluan bensin sama biaya tol itu sendiri.

Kami berangkat pukul 06.30 dari Gresik dan sampai di Kota Salatiga pukul 11.30.  Ya, perjalanan yang seharusnya kita tempuh selama 3 jam pun rupanya menjadi 5 jam karena harus berhenti di rest area selam 2 kali.

Taklama setelah sampan di rumah saudara, adzan dzuhur berkumandang. Para rombongan pun bergiliran melaksnakan sholat dzuhur yang di jamak dengan Ashar.

“Ah agar perjalanan pulang kami lebih singkat sepertinya.” Pikirku.

Hanya dua jam saja kami duduk bercengkrama di rumah. Para sesepuh tampak Bersiap siap untuk melaksanakan perjalanan pulang.

Aku sih senang, karena kami harus melanjutkan perjalanan pulang ke Malang ke esokannya. Pulang lebih cepat berarti ada waktu untuj kami beristirahat dari perjalanan Panjang kami.

Begitu aku tersadar dari kantuk tu, tiba tiba kami sudah di pintu tol menuju Kota Solo. Sepertinya dugaan perjalanan pulang kami akan lebih cepat ini salah teman-teman.

Benar saja, bus yang kami naiki parkir di seberang masjid ini.  

Masjid Sheikh Zayed Solo

Masjid Sheikh Zayed Solo, juga dikenal sebagai Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, adalah replika dari Masjid Sheikh Zayed yang terkenal di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Masjid ini merupakan hadiah dari pemerintah Uni Emirat Arab kepada Indonesia sebagai simbol persahabatan kedua negara.

Dibangun dengan arsitektur Timur Tengah yang megah, Masjid Sheikh Zayed Solo memiliki 4 menara setinggi 80 meter, 1 kubah utama, dan 81 kubah kecil. Interior masjid dihiasi dengan mozaik kaca dan ukiran yang indah, serta karpet Persia yang luas. Masjid ini dapat menampung hingga 10.000 jamaah loh! Tetapi inti bangunannya hanya bisa menampung 4000 jamaah.

Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Sheikh Zayed Solo juga menjadi destinasi wisata religi yang populer.

Di Balik Kemegahan Masjid Sheikh Zayed Solo

Menara putih Masjid Sheikh Zayed Solo menjulang tinggi, menyambut kami saat bus tiba. Hanya perlu menyeberang jalan untuk memasuki area masjid. Ternyata, pintu masuk dan keluar masjid ini hanya satu, di sebelah kanan jalan raya.

Sepanjang jalan menuju pintu, banyak petugas penjual kresek menawarkan dagangan mereka. Kresek kecil dan besar, hitam, merah, hingga motif blaster hitam putih. Aku menyebut mereka petugas karena mereka memakai rompi bertuliskan “Paguyuban Kresek”. Mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa mereka menjual kresek?

Kata penjualnya, kresek ini diperlukan untuk menyimpan sandal saat memasuki masjid karena sandal tidak diperbolehkan di dalam. Alasannya, untuk menjaga kebersihan masjid dari najis. Namun, faktanya, begitu masuk gerbang masjid, terdapat tempat penyimpanan alas kaki.

Pertanyaannya, mengapa tidak diperketat aturan sandal dan diperbanyak area penyimpanan alas kakinya saja? Daripada menjual kantong plastik yang meskipun penjualnya bilang seikhlasnya, tapi minimal setiap orang mengeluarkan Rp 2.000 untuk kantong plastik yang nantinya akan dibuang di masjid juga?

Ya, dibuang di area masjid yang putih bersih itu. Tempat sampah khusus kantong plastik ini tersebar di beberapa titik, terutama di dekat pintu keluar masuk dan bahkan di area luar masjid.

Melihat banyaknya orang keluar masuk masjid, saya jadi penasaran, berapa banyak sampah plastik yang dihasilkan Masjid Sheikh Zayed Solo per harinya?

Tips mengunjungi Masjid Raya Solo

Beruntung aku mampir ke salah satu masjid tujuan wisata religi di Solo ini. Aku bisa merasakan sendiri bagus buruknya pengalaman berkunjung ke Mesjid raya solo.

Bawa Tas Alas kaki sendiri

Sedih sekali aku melihat sebanyak apa sampah kantong plastic sekali pakai ini. Bayangkan berapa ribu pengunjung yang datang ke masjid ini baik yang memang mau beribadah atau mampir melihat kemegahan di dalamnya.

Ketika aku duduk menunggu rombangan selesai ibadah saja tiba tiba ada plastic tertiup angin dan bermuara di kolam depan masjid. Sungguh bisa menutupi kemegahan dan kesucian dari masjid itu sendiri.

Tak perlu plastik juga tidak apa-apa ko, kamu bisa menyimpannya di tempat penyimpanan yang telah disediakan pihak masjid tepat setelah pemeriksaan petugas dan mesin xray.

Jangan Membuka alas kaki di luar gerbang

Banyak pengunjung yang membuka alas kakinya di luar gerbang dan memasukkannya ke dalam plastic sebelum pemeriksaan xray. Padahal batas sucinya masih jauh, dan memang beberapa orang masuk masih dalam menggunakan alas kaki.

Masalahnya, Ketika kamu sudah melepas alas kaki dari luar kamu akan melewati area sebelum batas suci yang memang tidak suci karena beberapa masih menggunakan alas kaki. Sehingga kamu akhirnya melewati bats suci dalam keadaan kaki yang tidak suci.

Sebenarnya ada kolam di depan yang  aku kira untuk mensucikan kaki sebelum memasuki area masjid, namun ternyata tidak demikian. Karena ada akses untuk pengguna roda masuk ke area masjid. So sebenarnya area halaman masjid ini memang bersih namun tidak bisa kita asumsikan sebagai area bebas Najis yang bisa di jadikan tempat solat. Kalau mau sholat ya sebaiknya di dalam masjidnya saja.

Tidak membawa makanan dan minuman

Sebelumnya aku sudah menyinnggung mesin xray kan. Nah sebelum masuk itu semua orang dan barang bawaan harus melalui pemeriksaan mesin x-ray. Bahkan ada petugas yang bener-bener membuka tas pengunjung untuk memastikan tidak ada yang membawa makanan dan minuman.

Banyak sekali makanan dan minuman yang disita pedugas di gerbang pemeriksaan. Ini kebijakan bagus. haraoannya tidak ada pengujung yang datang untuk membuka bekal dan menyisakan sampah di masjid.

Bijak menggunakan toilet

Begitu masuk ke area masjid, toilet dan tempat wudhu pasti jadi fasilitas yang paling banyak pengunjung gunakan.

Bertuliskan Toilet VIP, toilet serta tempat wudhu masjid ini memang terkesan ekslusif. Interiornya sangat berkelas. Tetapi tidak untuk toiletnya.

Bau pesing sudah tercium dari pintu masuk tempat wudhu. Padahal toiletnya ada di bagian belakang.

Antrian Panjang pengguna toilet khas warga negara Indonesia cukup padat. Seluruh toilet yang aku lihat dan beroprasi semuanya toilet duduk. Tapi luarbiasa beceknya sampai air menggenang ke luar toilet.

Tolong, tetap duduk di toilet duduk yah teman-teman. Kalau merasa tidak hygenis, kamu bisa mengelapnya dengan tisu. Jangan di semprot pakai air dulu sehingga air nya kemana-mana.

Apa tidak ada petugas? Ada ko meskipun tidak sebanding dengan banyaknya pengunjung. Petugas tampak sibuk memastikan toilet tidak beceksehingga tidak membahayakan pengunjung.

Menurutku ini sangat disayangkan.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.