Musim Gugur Di Gyeongju

Gyeongju adalah salah satu kota di Korea Selatan yang letaknya berbatasan dengan laut sebelah timur. Kota ini berbatasan dengan Pohang dan Ulsan. 

Bagi wisatawan asing, Gyeongju kerap kali dianggap sebagai wisata anti mainstream. Padahal Gyeongju adalah kota wisata pertama yang ada di Korea Selatan, yang seluruh warganya pernah mengunjungi kota ini setidaknya satu kali seumur hidupnya ketika masa sekolah. 

Kok bisa? 

Jadi Gyeongju itu sudah seperti museum tanpa dinding karena di setiap sudutnya merupakan peninggalan sejarah kerajaan Silla. Pada masa kerajaan Silla, Gyeongju merupakan pusat pemerintahan atau kalau sekarang mungkin seperti ibu kotanya Kerajaan Silla.

Buat kamu yang suka sama drama Korea tentang kerajaan mungkin kamu tahu drama yang berjudul ‘Queen Seondeok’ nah itu adalah salah satu kisah kerajaan pada masa kerajaan Silla.  Mereka merupakan kerajaan yang berdiri sebelum masehi sampai sekitar abad ke 9. 

Runtuhnya kerajaan Silla berganti menjadi Dinasti Goryeo lalu setelah itu masa pemerintahan Joseon sampai akhirnya menjadi Republik Korea Selatan. 

Sampai saat ini, Gyeongju menjadi kota wisata yang tak hanya ramai oleh wisatawan lokal, tetapi menjadi peninggalan UNESCO sehingga ramai dikunjungi wisatawan Internasional. 

Musim gugur adalah musim yang paling cocok datang ke Gyeongju berbarengan dengan mekarnya Pink Muhly di salah satu kompleks wisata di Gyeongju yaitu Cheomseongdae Observatory.

Berhubung tulisan ini di buat di pertengahan Oktober, aku akan membahas sedikit pengalaman kami sekeluarga menghabiskan 2 hari 1 malam di Gyeongju pada musim gugur tahun 2023. 

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Gyeongju

Sebenarnya 2 hari 1 Malam di Gyeongju itu tidak cukup apalagi jika kamu memang ingin wisata sejarah disana. Setidaknya spare waktu 3 hari 2 malam. Apalagi pengalaman ku kemarin tour dari kota ke kota jadinya habis waktu di jalan. 

Menuju Kota Gyeongju

Gyeongju mudah di akses menggunakan bus ekspres dari Kota Busan, Kota Pohang dan Kota Daegu. Dari Seoul juga bisa cuma waktu tempuhnya tentu sangat panjang. 

Dari pusat Kota Pohang atau lebih tepatnya kemarin aku naik Bus Antar Kota dari Bandara Pohang sekitar 2 jam perjalanan. Kalau dari Kota Busan bahkan hanya sekitar 1.5 jam menggunakan bus ekspress. 

Saran ku lebih baik dari Busan saja karena jam perjalanan bus nya lebih cepat. 

Oh ya sebenarnya bisa juga menggunakan kereta cepat (KTX) hanya saja stasiunnya agak jauh dari tempat lokasi wisata. Sehingga menggunakan bus lebih aku sarankan. 

Oh ya, sekali lagi  itinerary ini aku buat berdasarkan pengalaman ku yang ke Gyeongju karena ingin merasakan menginap di Hanok Guest house. Jadi memang tidak banyak tempat sejarah yang bisa aku kunjungi. 

Wisata Kuliner di Hwangnam-Dong 

Aku mulai perjalanan di Gyeongju dengan mencari makan siang di Hwangnam-dong. Bangunan di wilayah sini masih menggunakan Gottaek atau rumah tradisional Korea bergaya Hanok. 

Banyak penginapan dan tempat wisata kuliner di sepanjang jalan. 

Banyak juga tempat persewaan baju adat Korea (Hanbok) yang bisa kamu sewa dan di gunakan untuk berjalan jalan di kawasan traditional village. 

Hwangnam dong dipenuhi kuliner mulai dari tradisional sampai kekinian. Seperti halnya Indonesia yang memiliki bolu khas setiap daerah sebagai oleh-oleh, di Korea juga sama loh!

Nah di Gyeongju ini ada Hwangnam Bread yang lokasinya dengan kawasan Royal Tomb. 

Hunting foto di Cheomseongdae Observatory

pink muhly

Kalau bisa kalian usahakan sampai di Gyeongju itu pagi hari saat musim gugur agar bisa eksplore Cheomseongdae di udara yang sejuk. Kami memulai sekitar pukul 2 siang dan itu cukup terik.

Cheomseongdae Observatory merupakan observatorium astronomi tertua di Asia. Aku ingat observatory yang terbuat dari batu itu ada replikanya di Jeju Aerospace Museum

Landmark observatorium itu selalu menarik pengunjung karena selalu ditanami bunga sesuai musimnya. 

Begitu kami sampai disana kami ditakjubkan dengan hamparan pink muhly, serta bunga matahari yang sedang bermekaran.

Gyeongju Gyochon Village 

Well, sebenarnya ini tujuan utama kami kemari. Memakai hanbok dan mengabadikannya di sekitaran Gyeongju Gyochon Village sampai ke Woljeongri Bridge. 

Desa ini dipenuhi dengan rumah-rumah hanok yang cantik dan toko-toko souvenir yang menjual berbagai macam produk kerajinan tangan. 

Sebagian besar rumahnya sudah lapuk sehingga kita bahkan tidak diperbolehkan naik ke terasnya. Padahal cantik kan berpose ala ala drama kerajaan disini. 

Oh ya karena Gyeongju merupakan peninggalan Kerajaan Silla, akan lebih bagus jika kita menyewa hanbok dengan gaya kerajaan Silla. 

Tetapi kalau kamu gak suka masih banyak baju-baju kerajaan Joseon bahkan hanbok modern yang lebih sederhana. 

Woljeongri Bridge

Terkenal dengan wisata malamnya, tapi sayang aku hanya bisa mengunjunginya sampai pukul 6 sore saja. Kaki kita sudah pegal-pegal dan suhu mulai dingin sehingga anak-anak ku mulai rewel. 

Terlebih lagi saat itu sedang ada rehearsal perhelatan drama musikal yang akan di gelar malam besoknya persis di sungai depan Woljeongri Bridge ini. 

Pada masa kerajaan Silla, Woljeongri ini adalah hall utama untuk menyambut para tamu atau tempat di adakannya acara besar. 

Menginap di Hanok Guesthouse

Gyeongju juga menjadi salah satu tempat dimana kamu bisa merasakan pengalaman menginap di rumah bergaya hanok. Banyak diantaranya adalah rumah lama atau Goetaek loh.

Loh apa bedanya? 

Hanok itu sebutan untuk style atau gaya rumah tradisional Korea. Sedangkan Gotaek adalah sebutan untuk rumah lama. Biasanya ada sejarahnya di setiap rumah. Mereka mempertahankan susunan bangunan utama dan hanya memperbaiki dan memelihara agar rumahnya masih bisa bertahan sampai saat ini. 

Donggung Palace dan Danau Wolji

Kamu masih eksplore banyak tempat di keesokan harinya loh!

Sayangkan kala itu kami mengejar waktu shalat Jumat di Busan sehingga langsung melanjutkan perjalanan kami ke Busan setelah sarapan pagi. 

Kalau mau mengenal lebih jauh mengenai Istana Donggung dan Danau Wolji beserta sejarah kerajaan Silla, kamu bisa membacanya melalui tulisannya Mbak Chichie.

Perlu kamu ketahui, kalau tempat wisata di Gyeongju itu terlalu dekat untuk menggunakan taxi dan terlalu jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Tips terbaiknya menggunakan mobil sih. Tetapi disana juga ada banyak persewaaan sepeda, dan kendaraan listrik lainnya yang bisa kamu sewa untuk mempermudah perjalanan kamu mengunjungi situs sejarah Kerajaan Silla di Gyeongju. 

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.