Persiapan Berlayar ke Natuna

Berlayar ke Natuna merupakan pengalaman yang selalu ingin ku ulang. Apapun jenis kapalnya, bagiku pergi ke Natuna melalui jalur laut selalu  menyenangkan.

Kepulauan yang terletak di utara Indonesia ini menyimpan banyak sekali kekayaan alam yang siap memanjakan pengunjungnya. Bahkan sejak dalam perjalanannya Loh!

Masih ingat pertama kali aku berlayar ke Natuna menggunakan Kapal KM Sabuk Nusantara (Tol Laut). Tol laut ini bergerak lambat yang saking lambatnya kita sampai bisa melihat sunrise dua kali dalam kapal. Kita bisa melihat penyu berenang di lautan biru dengan jelas. Kalau beruntung kita bisa melihat kawanan lumba-lumba mengiringi kapal. 

Untuk menikmati keindahan Natuna, kita memerlukan persiapan yang matang. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan khususnya waktu. 

Berlayar di waktu yang tepat

Waktu yang tepat untuk berlayar adalah bulan Mei – September. Pada bulan-bulan tersebut angin tidak terlalu kencang. Aku sudah pernah merasakan  berlayar ke Natuna di musim angin kencang. Cukup  jadi pelajaran buat ku untuk tidak berlayar lagi musim angin.

Musim angin yang disebut oleh warga lokal  ini disebut juga dengan angin muson Barat atau  Monsoon. Angin musim barat terjadi pada Bulan Oktober sampai dengan April yang mengakibatkan sebagian besar  wilayah di Indonesia mengalami curah hujan tinggi disertai angin kencang.

Lalu apa di bulan Oktober-April kita bisa berlayar ke Natuna?

Tentu saja bisa. Misalnya tiba-tiba ada pekerjaan yang mengharuskan pergi ke Natuna, pada bulan-bulan tersebut kapal komersial tetap beroperasi. Hanya saja dengan jadwal yang tidak menentu serta semakin beresiko tinggi.

Tentukan rencana perjalanan dari jauh hari

Kita sudah tahu nih kapan baiknya pergi ke Natuna. Selanjutnya alangkah baiknya jika kita sudah menentukan rencana perjalanan dengan matang. Hal ini akan memudahkan kita dalam memilih kapal dan dari mana kita akan mulai berlayar.

Pada bacaan sebelumnya, aku sudah menjelaskan kalau Natuna lebih dekat dari Kalimantan Barat daripada Kepulauan Riau lainnya seperti Batam dan Tanjung pinang. Oleh karena itu aku menyarankan sebaiknya kalian memulai perjalanan melalui Pelabuhan Pontianak atau Pelabuhan Sintete. 

Namun, jika kalian memiliki waktu yang panjang, boleh lah dicoba naik kapal dari pelabuhan di Tanjung Pinang dan singgah dahulu di beberapa pulau besar lainnya seperti Pulau Anambas.

Sedikit bercerita tentang pengalamanku. Karena aku sudah menetapkan tujuan ke Pulau Subi (salah satu pulau di kepulauan Natuna) dan pulang melalui jalur udara, jadinya aku memilih naik kapal dari Pelabuhan Pontianak. Selain jalurnya lebih pendek, aku juga ingin bertemu dengan teman-teman yang tinggal di Pontianak terlebih dahulu. 

Update jadwal keberangkatan

Nah setelah ada putusan untuk berlayar ke Natuna dari Pontianak, selanjutnya adalah mencari jadwal yang tepat. Jadwal keberangkatan kapal ini biasanya diperbaharui setiap bulan. Alasannya sudah tahu kan karena faktor cuaca. 

Oleh karena itu, jika kamu sebagai pekerja kantoran yang harus mengambil izin cuti sebulan sebelum keberangkatan rasanya kurang cocok. Karena bisa jadi kamu sudah ijin cuti dari sebelumnya eh nyatanya kapalnya tidak beroperasi. 

Sebenarnya jadwal kapal terbaru selalu di informasikan pada laman web penyedia jasa kapal. Misalnya untuk jadwal kapal KM Bukit Raya kalian bisa melihatnya pada laman resmi Pelni. Hanya saja bukan tidak mungkin jika ada keterlambatan atau bahkan pembatalan perjalanan.

Seperti yang ku alami sebelumnya. Awalnya aku mendapat jadwal kapal Bukit Raya selama satu bulan Desember. Nah dijadwal tertera ada keberangkatan dari Pontianak pada tanggal 25 Desember. Terbanglah aku ke Pontianak dari Jakarta pada tanggal 23 Desember. Takutnya jadwal kapal dimajukan. 

Bukannya dimajukan ternyata ada keterlambatan beberapa jam yang menyebabkan aku berlayar di keesokan harinya. Kenapa keesokan  harinya? Ini disebabkan pasang surutnya air Sungai Kapuas, sehingga kapal akan berlayar sesuai jadwalnya. 

Uang, uang dan Uang 

Yups, perjalanan ke Natuna tidak bisa di bilang murah. Mau itu menggunakan transportasi laut sekalipun. Jujur aku harus menabung setahun untuk bisa melakukan solo travel pertama ku ke Natuna.

Tiket kapal laut memang murah, namun biaya yang harus dikeluarkan selama perjalanan tidaklah murah. Sebagai perbandingan beberapa bulan lalu, salah satu sahabatku melakukan perjalanan dinas ke beberapa pulau di Natuna menghabiskan dana sekitar tujuh jutaan untuk waktu perjalanan seminggu. 

Meskipun kita sudah mengatur budget selama perjalanan, kita tetap harus melebihkannya. Takutnya apa yang terjadi pada ku seperti cerita di atas terjadi juga pada kalian.

Beruntungnya saat itu aku menginap di rumah teman, jadi tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk sewa penginapan. Kalau saja aku tak ada tempat menginap maka aku harus mengeluarkan uang tambahan untuk penginapan. 

Siapkan uang Cash ya, meskipun di beberapa pulau sudah tersedia ATM Link, tetap saja kita harus berjaga jaga.

Selain beberapa poin penting diatas, kau juga harus menyiapkan fisik yang sehat dan kuat sebelum melakukan perjalanan laut. Resiko perjalanan laut memang tinggi. Oleh karena itu fisik kita harus sigap untuk menerima resiko terburuknya. 

Jadi ingat pertama kali ke Natuna dulu, aku dan teman-teman yang akan melaksanakan KKN ke Natuna harus olahraga bareng dari beberapa bulan sebelum keberangkatan. Menyiapkan fisik kita agar tetap fit selama berlayar ke Natuna.

You may also like

3 Comments

  1. Uwaaah ga kebayang itu lama kapalnya berlayar Mbaaa 🤣. Aku termasuk tipe yg ga terlalu kuat naik kapal, itulah kenapa lebih milih pesawat kalo memang ada pesawat.

    Salut sih Ama temen2 yang tahan berlayar lama gitu, apalagi dengan resiko perjalanan ditunda Krn cuaca buruk. Memang susah buat pekerja kantoran yang cutinya terbatas 😅

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.