Ada apa di Osulloc Tea Museum?

Osulloc Tea Museum ini adalah tempat yang paling ingin aku kunjungi. Review Osulloc Tea Museum selalu muncul di berbagai media. 

Bahkan kalau kamu cari ‘aktivitas apa yang harus kamu lakukan di Pulau Jeju?’, atau ,tempat yang harus kamu kunjungi di Jeju’ pasti salah satunya adalah mengunjungi Osulloc ini.

Sepertinya aku bakalan menyesal gitu kalau tidak menyempatkan mampir kesini. Yuk ikuti pengalaman aku saat mengunjungi Osulloc Tea Museum di Pulau Jeju.

Pada saat kami tiba di Osulloc, cuacanya masih hujan. Tak banyak yang bisa kita lihat di luar karena Jeju berkabut dan jarak pandangnya maksimal sekitar 5-10 meter saja.

Kami langsung menuju main entrance, padahal di luar sebelum masuk sepertinya ada Foto Booth.

Sebelum masuk ruangan jangan lupa keringkan payung terlebih dahulu agar tidak becek. Seperti gedung pada umumnya di Korea pasti ada tempat untuk mengeringkan payung di dekat pintu masuk.

Masuk ke dalam Osulloc Tea Museum ini FREE alias tidak berbayar dan memang tidak ada tiket dalam bentuk apapun.

Tea Museum Exhibition Space

Bangunan utama di kawasan Osulloc ini berbentuk setengan lingkaran yang unik. Pertama kali masuk di sebelah kiri terdapat Exhibition space yang menampilkan sejarah museum teh tersebut.

Sejarah perkebunan teh di Pulau Jeju ini bermula pada tahun 1979. Museum teh nya sendiri mulai berdiri pada tahun 1980 dengan nama ‘Daye Museum’ yang kemudian berubah dengan nama Osulloc pada tahun 90-an.

Kalau kamu ingin melihat lebih lanjut sejarahnya kamu bisa mengambul brosur di dekat pintu masuk. Brosurnya sudah mennggunakan dual language, Bahasa Korea dan Bahasa Inggris.

Tea Roastery

Daebak! Ini tempat roster teh pertama yang aku lihat. 

Jadi, di dalam gedung ini konsepnya semi terbuka semuanya bisa kita lihat langsung termasuk tempat roaster ini. Dinding penghalangnya terbuat dari kaca sehingga kita bisa melihat langsung cara pembuatan dari teh hijau sampai siap minum. 

Samping mesin roaster ini ada petugasnya yang bisa berinteraksi langsung dengan pengunjung. Mereka memperlihatkan dan menjelaskan perbedaan teh yang di produksi disana. 

Pengunjung tampak mengerumuni petugasnya sambil mencicipi teh yang disajikan. Ini free yah!

Yang membuat aku salfok sama excited adalah mesin yang bergerak membawa teh yang dikemas yang berjalan di atas langit-langit. 

Teh yang sudah di kemas tersebut berjalan dari tempat roastery tadi ke store yang ada di seberangnya.

Store

Store ini merupakan tempat terluas di dalam museum ini. Banyak sekali makanan yang terbuat dari teh. Mulai dari beraneka macam teh dengan beraneka kemasan, snack seperti wafer dan permen, sampai cake yang dikemas cantik.

Aku yakin sebagian besar pengunjungnya kesini  untuk berburu buah tangan untuk di bawa pulang. Karena kita sudah dapat  dari acara conference jadi aku langsung menuju tujuan utama yang ada di sebelahnya. 

Tea Cafe

Sepertinya bukan hanya aku saja yang ke museum  teh ini untuk menikmati olahan green tea dari cafe ini. Pengunjung benar-benar membludak disini. Padahal kami datang di hari jumat.

“Apa biasanya memang seramai ini? Kenapa banyak sekali orang-orang yang datang?”

Tanya salah seorang pengunjung kepada temanya (dalam bahasa Korea tentunya). 

Padatnya bukan main memang. Kursi duduk yang tersedia dari mulai depan store sampai kafenya penuh sekali, bahkan antrian pesanan saja sampai mengekor panjang sekali.

Tea Terrace

Jujur aku menyesal tidak langsung buka petunjuk yang ada di dalam brosurnya. Tea Terrace ini bisa digunakan untuk nongkrong cantik. Jadi daripada nungguin tempat duduk kosong di cafe tadi lebih baik makananya di bawa ke Tea Terrace. 

Tempatnya terdiri dari dua lantai. Lantai pertama ini berdinding kaca. Shahdu sekali karena kami kesana ketika hujan turun. Lantai ke duanya ini rooftop jadi bisa di pakai kalau cuacanya baik-baik saja. 

Tea Stone

Tea Stone ini akan kita lewati saat berjalan menuju Tea Terrace dari pintu keluar Tea Museum. Oh ya Tea Stone ini bukan batu teh ya, melainkan sebuah bangunan yang di dalamnya merupakan tempat dimana kita bisa belajar tata cara menyeduh dan menuangkan teh ala Korea. 

Pasti seru nih kalau misal kesini dan punya banyak waktu luang. Tapi di brosurnya tertera kalau ini memerlukan reservasi terlebih dahulu so kita skip kala itu.

Innisfree Jeju House

Bagian penting yang tak boleh kamu lewatkan saat mengunjungi Osulloc adalah mampir ke Innisfree Jeju House. Adakah dari kamu pengguna skincare Korea satu ini? Mungkin kamu ada beberapa komposisi skincare yang berasal dari pulau ini. DIantaranya ada Tea Thee dan Charcoal. 

Kamu bisa membeli rangkaian skin care tersebut disini baik untuk kamu pakai atau sebagai oleh-oleh. Gift set skincare nya di kemas dengan menarik dan eksklusif disini.

Aktifitas lain yang bisa kamu lakukan Innisfree Jeju House selain berbelanja skincare adalah membuat sabun mandi yang bentuknya kamu design sendiri.

Aktivitas ini sangat di minati pengunjung baik warga lokal maupun mancanegara serta baik  dewasa maupun anak-anak. 

Tea Field

Saat kami akan mengakhiri tour di Osulloc, hujan mulai reda. Kabut sedikit membaik. Kami mulai melihat ada perkebunan teh di sekeliling Osulloc Museum ini. Banyak pengunjung yang mengabadikan momen dengan berfoto di kebun teh tersebut. 

Aku dan keluarga tentu melewatinya karena ini mengingatkan ku pada kampung halaman dimana aku tinggal dekat perkebunan Teh PTPN VIII di Ciwidey.

Setelah mengunjungi museum teh ini di balik rasa kagum yang luar biasa, sebenernya ada rasa iri di dada. Bagaimana tidak, dengan perkebunan teh sekecil ini Pulau Jeju mampu membawa Tea culture ke dunia. Padahal negara tercinta ku memiliki komoditi teh yang jauh lebih banyak.

Aku bahkan tidaj tahu di Indonesia sudah ada Museum Teh atau belum? Kalau Museum Cokelat aku baca dari tulisannya Kak Cindy sudah ada di jogja.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.