Pasar Malam ‘Pasar Kangen Malang Jadoel’

pasar malam

Pasar malam atau pameran, sepertinya tidak bisa terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia sejak dulu. Meskipun ingatanku terhadap pasar malam di waktu kecil sangat menyedihkan, aku ingat  betul pasar malam sering terlaksana. Biasanya berlangsung di lapangan desa atau alun-alun selama beberapa pekan.

Aku kira, pasar malam hanya ada di desa-desa kecil saja yang memang jauh dari dunia hiburan. Namun nyatanya di kota pun sering menggelar even tersebut. 

Salah satunya  Pasar Kangen Malang Jadoel yang kami kunjungi dan akan aku bagikan ceritanya kali ini.

Kalau boleh tahu kapan pertama kali kamu mengunjungi pasar malam?

Jujur, Aku pertama kali berkunjung ke pasar malam saat berusia 22 tahun. Kala itu aku sedang berlibur sejenak di Jogja setelah melakukan penelitian di Kota Madiun dan Tuban  bersama teman-teman. Kami semua sepakat untuk mengunjungi pasar malam tahunan Kota Jogja yakni Pasar Malam Sekaten.

Waktu Aku kecil, tak pernah sekalipun dapat izinn untuk mengunjungi pasar malam meskipun ada kerabat yang akan mendampingi. 

K atanya sih terlalu banyak mudharatnya. Tapi semakin besar Aku tahu kalau kondisi saat itu memang tidak memungkinkan untuk kami mengunjunginya.

Karena sudah tahu tidak akan di beri izin makanya ketertarikan aku sama pasar malam pun hilang. Sampai akhirnya merasakan sendiri serunya setelah dewasa.

Oleh karena itu, aku bertekad akan mengenalkan pasar malam kepada anak-anak ku suatu hari nanti.

Pasar Kangen Malang Jadoel

Setelah kembali dari libur panjang pasca lebaran, kami mulai aktifitas sehari hari seperti biasanya. Termasuk mengantar anak ke 2 ku untuk terapi. Saat melewati Jalan Sudimoro anak-anak begitu eksited melihat wahana pasar malam yang sudah di pasang. 

Setiap kali melewati jalan itu, tidak ada tanda tanda kalau wahana tersebut beroperasi. Sampai suatu hari tetangga kami membagikan poster di group perumahan. 

Ternyata Pasar Kangen nama evennya dan memang belum beroperasi kala itu. 

Pasar Kangen Malang Jadoel ini diadakan dalam rangka memeriahkan HUT Kota Malang yang ke 110.  Berlokasi di Parkir Timur Sudimoro Kota Malang, Pasar Kangen ini berlangsung mulai 26 April – 5 Mei 2024. 

Kamipun akhirnya bisa mengunjungi pasar kangen tersebut sehari sebelum tutup.  

Ada Apa di Pasar Kangen Malang Jadoel?

Jika di lihat dari brosurnya, banyak sekali yang bisa masyarakat umum nikmati saat berkunjung ke Pasar Kangen ini. Apalagi terdapat  pertunjukan khas Malang yang sedang naik daun yakni ‘Bantengan’. Karena Aku tidak tahu jadwal pasti pertunjukkanya maka aku hanya akan membahas apa saja yang Aku dan keluarga nikmati selama mengunjungi Pasar Kangen Malang Jadoel.

Pameran Seni dan Budaya

Begitu masuk, seluruh area paling depan jalan raya di sulap jadi gubuk jadul. Lengkap dengan aksesories jadul seperti meja kursi tua, alat musik tradisional, sampai pakaian adat. Tak hanya itu, beberapa orang bahkan memang duduk disana dengan menggunakan baju adat. 

Banyak orang menikmati suguhan nyanyian keroncong yang sedang berlangsung. 

Jajanan Jadoel

Jajanan jadoel yang ada memang cukup beragam, tapi sayangnya jajanan kekinian malah jauh lebih banyak. Banyak aku lihat pengunjung yang baru datang langsung ke stand jajanan pasar. 

Sayangnya hanya ada satu stand sehingga antriannya cukup panjang. 

Jajanan jadul yang lainnya ada Lontong Kupang khas Sidoarjo, Kerak Telor khas Betawi, Tahu Gejrot khas Cirebon dan Gudeg khas Jogja.

Cukup beragam bukan?

Sebenarnnya aku ingin sekali Tahu Gejrot, sudah lama tidak makan itu. Tapi setelah aku lihat mereka menggunakan tahu pong Malang yang tidak berasa. Aku sudah pernah mencoba sebelumnya rasanya kurang sip. Kalau mau tahu gejrot di Malang mending beli tahu sumedang terus bikin sendiri di rumah hihi..

Selebihnya jajanan kekinian memadati memenuhi beberapa spot area Pasar Kangen. Jajanan seperti bebakaran, korean streadfood versi Indonesia seperti ttokpoki, omuk, dan tanghulu juga ada. 

Aku sendiri mencoba beberapa jajanan kekinian tersebut dann rasanya ZONK semua.

Wahana Pasar Malam 

Wahana yang umumnya ada di pasar malam seperti jincir angin, kora-kora, kereta mini, trampolin raksasa, sampai komedi putar ada disini. 

Semua harga tiketnya sama yakni  Rp.15.000 perorang. Anak-anak ku dari awal masuk sampai mau pulang betah di area memancing ikan. Aku dan anak ku yang pertama sempat naik kincir angin. Wahana yang dia incar sejak pertama kali melewati kawasan ini. 

Selain keluarga, banyak juga anak muda yang datang bersama temann dan atau kekasinya. Bahkan anak-anak harus rela antri dengan para pasangan muda di area melukis yang biasanya diperuntukan bagi anak-anak.

Wahana lain yang di penuhi para kaula muda adalah Kora-kora dan permainan yang berhadiah boneka. 

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.