Mengenal Kota Sabang

Kota Sabang

Sabang, sebuah nama kota yang sering ku dengar sejak kecil berkat lagu “Dari Sabang Sampai Merauke.

“Dari Sabang sampai Merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung mennjadi satu
Itulah Indonesia”

Lirik lagu Sabang Sampai Merauke

Belum lagi iklan Indomie denga lirik “dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas sampai Pulau Rote” yang sering terdengar dari televisi dan radio kala itu. 

Seluas apa sih negara kepualauan Indonesia yang hanya bisa aku lihat di peta dinding kelas?

Sebagai warga Jawa Barat asli, aku hanya tahu Bandung, Garut dan Tasikmalaya saja kala itu. Itu pun serasa jauh sekali karena setiap kali mudik jalur Nagrek memakan waktu setidaknya 6 jam lebih untuk sampai tujuan. 

Ketertarikan aku terhadap geografis Indonesia ini semakin kuat di dukung adanya mata pelajaran Ilmu Pengetahuann Sosial (IPS) dari kelas tiga SD. 

Paling suka kalau mempeljari Kota da Provinsi di Indonesia sampai punya Peta dan Atlas di rumah. Sampai sekarang aku masih hobi buka peta meskipun sudah dalam bentuk aplikasi. Aku rasa aku hebat dalam menentukan arah meskipun pakai arah mata angin. Hihi

Ok, kembali ke topik mengenal Kota Sabang. Se-tertarik itu  sama geografi Indonesia sampai aku punya cita-cita untuk bisa jelajah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. 

Ketika aku masih kecil, hal itu tentu tidaklah mudah. Sehingga akhirnya di pertemukan dengan partner hidup yang mendukung cita-cita ku. Siapa sangka Kota Sabang menjadi Kota pertama yang kami kunjungi bareng!

Selayang Pandang Sabang

Berbicara mengenai Sabang, sebegiann besar orang ada yang menyebutnya Pulau Sabang. Padahal Sabang adalah nama sebuah kota yaitu Kota Sabang. Kota Sabang secara administratif merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Aceh. 

Kota Sabang merupakan kota kepulauan dengan Pulau Weh sebagai pulau terbesar dan satu-satunya yang berpenghuni. Itulah kenapa Pulau Weh sering di sebut dengan Pulau Sabang.

Sebagai kota paling utara dan barat Indonesia, Sabang punya monumen yang terkenal dengan Titik Nol Indonesia. Monumen tersebut berada di bagian paling utara dann barat Pulau Weh. Sedangkan titik nol Indonesia yang sesunggahnya ada di Pulau Rondo yang  tak berpenghuni. 

Terletak di ujung selat Malaka, Kota Sabang menjadi sejaranng penting bagi pelayaran dunia jauh sebelum Indonesia merdeka.

Bahkan ketika mengunjung salah satu pulau yang  terkenal karena keindahan lautnya di Sabang yaitu Pulau Rubiah. Disana terdapat gedung tua terbengkalai yang sudah dipenuhi dedaunan. Tour guide kami menjelaskan bahwa itu dulunya adalah asrama haji bagi seluruh jamaah haji Indonesia. Jadi, seluruh muslim di Indonesia yang akan melaksanaan haji melalui jalur laut akan beristirat di sana. 

Sejarah Kota Sabang

Wisata Sejarah ke Kota Sabang memang paling cocok. Jauh sebelum Indonesia Merdeka Sabang menjadi pusat perdagangan dunia yang sangat penting. 

Bahkah sebelum Perang Dunia II pecah, Pelabuhan di Sabang jauh lebih maju dibandingkan dengan Singapura. 

Pada masa Perang Dunia II Sabang di duduki oleh pemerintahan Jepang bahkan di jadikan markas militer Jepang sehingga perdagangan internasional diberhentikan sepenuhnnya.

Sisa sisa peninggalan militer Jepang banyak dan mudah di temukan di Sabang. Salah satunya di tempat wisata sejarah Benteng Jepanng yang ada di daerah Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya Kota Sabang. 

Setelah Indonesia merdeka, sempat di rencanakan untuk pembukaan kembali aktifitas perdagangan dunia di Sabang. Namun karena di bukanya Perdagangan Bebas di Batam, rencana itupun berhenti. 

Masih ingat peristiwa Tsunami Aceh pada tahun 2024?

Sabang menjadi pulau yang selamat meskipun jaraknya tak jauh dari Aceh. Hal itu di karenakan adanya palung yang dalam di Teluk Sabang. Menjadikan Sabang sebagai tempat pemberhentian atau Pusat Bantuan bagi korban  Tsunami Aceh melalui jalur laut  dan udara. 

Potensi Wisata Kota Sabang

Letak geografis Sabang khususnya Pulau Weh, menjadinya Sabang sebagai Kota dengan potensi pariwisata yang tinggi. Keindahan alam yang sangat memukau mampu mendatangkann wisatawann dari seluruh Indonesia dan bahkan mancanegara.

Ketika aku hendak liburan di Sabang pun banyak wisatawan asing yang satu kapal saat hendak menyebrang ke Pulau Weh. 

Pulau Weh yang luasnya hanya sekitar 121 km ini memiliki kendahan alam dari lautnya, pantainya, gunung, sungai dan juga danaunya.  

Berbagai aktifitas seru yang menjadi tujuan banyak wisatawan adalah snorkeling, diving dan hopping island dengan perahu yang bawahnya terbuat dari kaca. Sehingga wisatawan bisa menikmati keindahan ikan berwarna-warni dari atas perahu. 

Karena Sabang terletak di Selat Malaka yanng berbatasan langsung dengan Malaysia, tak heran selain warga Inndonesia disana banyak sekalii wisatawan yang datang dari negara tentangga Malaysia. 

Cara Menuju Kota Sabang

Kota Sabang sudah punya landasan udara. Namanya Bandar Udara Maimun Saleh (SBG). Sayangnya hingga saat ini, sejak Covid-19 melanda  bandara di Sabang belum kembali beroperasi. Pada saat aku kesana masih ada penerbangan langsung dari Bandara Kuala Namu Medan dan Jakarta. Meskipun maskapainya hanya Garuda. 

Namunn sekarang kita hanya bisa pergi ke Sabang dengan jalur laut menggunakan kapal cepat  Bahari Express dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. 

Oleh karena itu dimanapun kamu berada kamu harus terbang ke Aceh jika ingin menikmati eksotisnya Kota Sabang. 

Express Bahari Banda Aceh-Sabang

Express Bahari ini berdasarkan pengalaman ku merupakan kapan yang hanya melayani penumpang. Kapalnya tidak terlalu besar dan seperti namanya lajunya memanng cepat. Waktu  tempuh dari pelabuha di Banda Aceh ke Pelabuhan Sabang hanya memakan waktu sekitar 45 menit saja. 

Harga tiket Express Bahari Banda Aceh- Sabang 2024 juga sangat terjangkau, yaitu Rp. 125.000 untuk VIP dan 100.000 untuk Executive.

Pemesanan tiket Express Bahasi Banda Aceh – Sabang sebaiknya di lakukan di loket  tiket saat sudah sampai di pelabuhan. Berhubung  jadwal per harinya juga saat ini tiga kali dalam sehari sehingga kita tidak perlu khawatir ketinggalan. 

Pengalamanku dulu hanya ada satu kali di jam 9 pagi, dan kebetulan waktu  itu pesawat menuju Aceh aku mengalami keterlambatan sekitar  30 menit sehinngga waktu nya benar-benar mepet. Beruntungnya karena aku pakai travel agent jadi bisa teratasi dengan cepat.

Mengenai pengalaman ku selama berlibur di Kota Sabang akan aku ceritakan di artikel selanjutnya!

You may also like

6 Comments

  1. Wah, menarik sekaliii. Saya juga termasuk yang suka banget buka peta dan pelajaran IPS sedari SD. Tapi belum menginjakkan kaki di tanah Sumatera. Baru sebatas Jawa dan Lombok. Hahaa.

    Ditunggu cerita selanjutnyaa

  2. Aku nyeseeel bgt pas msh tinggal di Aceh, 18 thn aceh Utara, 1.5 thn banda Aceh, tapi sekalipun ga ke sabang 😂. Dulu blm suka traveling mba.

    Skr udh jauh gini di jkt, malah kepengen ke sabang 😄.

    Cantik banget memang yaaa. Dan temen2ku yg orang Malaysia juga paling banyak liburannya ke sabang. Krn lbh deket dan murah dr tempat mereka.

    Baru tau loh titik nol itu ternyata bukan di sayangnya. Tapi pulau rondo ☺. Semoga nanti kalo ke Aceh lagi bisa sekalian ke sabang 😄

    1. Hiks Mbaaak Fanny, ko aku yang sedih bacannya…
      Semoga cepet ke sampean ke Sabang nya..
      Aku juga pingin kesnna lagi,, dan memang. kebanyakan turis dari Malaysia disana..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.